PROSES
TERJADINYA LELEHAN GLESTER
Frans Apriliadi/12201241006/PBSI K
2012
Beberapa
tahun terakhir, banyak terjadi perbincangan banyak pihak baik dari kalangan
para peneliti maupun masyarakat seluruh dunia. Hal tersebut menjadi sebuah
topik hangat dikarenakan dapat menyangkut masalah kehidupan manusia pada masa
yang akan datang. Fenomena alam mengenai melelehnya gunung es atau biasa yang
dikenal sebagai glester, menjadi suatu yang harus diperhatikan guna
mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan.
Glester
atau glasier bahkan ada yang mengatakan dengan istilah glesyer adalah sebuah
bongkahan es yang besar yang terbentuk di atas permukaan tanah yang merupakan
akumulasi endapan salju yang membeku selama bertahun-tahun. Daya cakupnya
sangat luas bahkan dapat menyerupai wilayah daratan. Sebagaian besar glester
ini berada pada bagian kutup utara, maupun selatan. Bahkan glester dapat juga
berada di daerah pegunungan tertunggu hampir di seluruh dunia. Tidak kalah
dengan pegunungan-pegunungan tinggi di dunia seperti himalaya, di Indonesia
sendiri jug memiliki glester yang terdapat di bagian timur Indonesia tepatnya
di Provinsi Papua Barat.
Glester
berawal dari lereng pegungunan yang berbentuk cekungan, dari cekungan tersebut
terbentuklah glester ketika salju turun, setelah mengendap udara akan
terperangkap di antara serpihan salju terdorong keluar sehingga terjadi keping
salju padat. Ketika salju semakin banyak turun, kepingan salju yang padat
tersebut akan berubah menjadi es glester. Glester sendiri berisi berbagai macam
zat seperti bebatuan, saju dan sedimen, sehingga saat glester melucur ke bawah
akan merubah kontur bentuk dari pegunungan tersebut.
Glester
akan tetap selalu ada sepanjang musim, tidak memperhatikan pada bagian negara
mana ia berada. Selagi temperatur masih tertap terjaga, maka glester akan tetap
selalu terbentuk. Namun, beberapa tahun ini terdapat faktor yang mempengaruhi temperatur
udara di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Faktor tersebut secara
ilmiah dikenal gengan Global Warming.
Selama pemanasan global suhu bumi akan terasa lebih panas, hal ini membuat es
yang terdapat pada glester akan mencair dan daratan akan mengecil dikarenakan
es tersebut berubah menjadi air yang menenggelamkan permukaan daratan secara
perlahan-lahan. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus, maka daratan
yang ada di bumi akan kehilangan sebanyak seperempat bagian. Bahkan pulau Jawa
yang merupakan daratan rendah diperkirakan akan tenggelam, dan hanya menyisakan
pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulewesi dan Papua saja.
Kehilangan
es glester dikarenakan pemanasan global memang menjadi fenomena yang tidak
dapat dicegah dengan cepat, buth waktu yang lama untuk mengembalikan
keseimbangan alam yang hilam. Glester membutuhkan berjuta-juta tahun untuk
terbentuk. Tetapi pemanasan global yang terjadi membuat pencairan es glester
hanya bisa terjadi dalam kurun waktu beberapa minggu saja. Banyak hal yang
sebenarnya dapat dilakukan manusia untuk mengembalikan keseimbangan alam, hal
tersebut tergambar dari kepribadian masing-masing demi menyelamatkan dunia dan
generasi yang akan datang.
it so helpful. thanks for this article :)
BalasHapusTerimakasih...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusThanks
BalasHapus